Sabtu, 30 April 2011

Catatan singkat

Matahari berada tepat diatas kepala. Semua berkeringat. Enggan keluar. Ingin berada dalam rumah saja sambil menikmati es krim. Andaikan semua hal dapat berjalan begitu mudahnya, maka semua orang tidak akan ada yang bekerja keras, rajin belajar ataupun menangis tersedu-sedu memohon sesuatu. Semua ada pada jalannya. Aku susuri jalan beraspal dimana pepohonan lebih banyak menggugurkan daunnya daripada melahirkan pucuk daun hijau untuk memberi bayangan teduh pada jalan. Aku terpaku saja di bawah pohon mahoni. Menatap jalan di depanku, jalan yang seolah tak berujung di ujung mataku, yang semakin lama semakin mengecil. Aku berkata,
“Aku ingin pulang,”
Tidak ada hal yang lain kupikirkan atau mungkin malah tidak ada. Aku tidak ingin memikirkan apapun. Hanya akan menambah runyam hatiku. Hatiku yang kecil dan sering mengalami kekalahan ini menjadi tidak berdaya, melumpuhkan setiap detik nadi dan melemaskan raga. Jiwaku, entah kemana gerangan ia ingin pergi. Dia ingin terbang bebas seperti kupu-kupu hinggap seenaknya di tiap kelopak bunga dan lalu meninggalkan begitu saja atau seperti terbang para burung ke angkasa, menari-nari dan menyanyi tiada henti sampai akhirnya seorang pemburu menembaknya dan tiada guna lagi bagi dia. Hanya bangkai tergeletak di atas tanah dengan berlinangan darah.
“Aku lelah,”
Kataku kemudian. Aku ingin sejenak merebahkan diri. Barang beberapa menit. Tetapi aku yakin tidak akan ada orang yang mengijinkannya. Semua harus terus bergerak, harus tetap bicara, harus tetap berpikir, harus tetap mencintai, harus tetap bersabar………
Karena hidup penuh kasih sayang,
“Kamu tidak akan mendapat apapun jika kamu tetap diam, bahkan bumi tidak akan sudi melirikmu untuk memberi pengampunan.”
Katakanlah padaku sesuatu, tidak perlu harus romantis, tidak perlu membuat tertawa terbahak-bahak, tidak perlu membuat gelisah bukan kepalang, tidak perlu membuat menangis menggeru-geru sampai pecah bola kaca. Cukup katakan kepada hatiku,
“Ya, aku mencintaimu, sayangku.”
Maka tidak perlu kita bertengkar. Mari kita sama-sama merebahkan diri diatas kasur rindu berselimutkan kasih.
Andai engkau tahu,
“Aku juga mencintaimu.”



Sunday, October 31, 2010 At the middle of day.
Written by Khusnul Khotimah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar